12/18/2013

Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck


Film berdurasi 2 jam 45 menit tersebut diproduseri dan juga disutradarai oleh Sunil Soraya setelah sebelumnya sukses memproduksi film 5cm. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck diangkat dari novel besar karya Haji Abdul Malik Karim Amarullah atau lebih dikenal dengan nama Buya Hamka. Proses diangkatnya novel tersebut ke layar lebar membutuhkan waktu 5 tahun. Untuk penulisan skenario yang ditulis oleh H. Imam Tantowi dan Donny Dhrgantoro itu saja membutuhkan waktu dua tahun.

Sang produser sekaligus sutradara Sunil Soraya memilih Herjunot Ali (berperan sebagai Zainuddin), Pevita Pearce (sebagai Hayati), dan Reza Rahadian (sebagai Aziz) karena mereka adalah aktor dan aktris yang muda dan bertalenta.

Film yang mengisahkan kasih tak sampai antara Zainuddin (Herjunot Ali) yang berdarah Makassar dan Hayati (Pevita Pearce) seorang perempuan murni keturunan Minang. Pada tahun1930, dari tanah kelahirannya Makasar, Zainuddin berlayar menuju tanah kelahiran ayahnya di Batipuh, Padang Panjang. Diantara keindahan ranah negeri Minangkabau ia bertemu Hayati, gadis cantik jelita, bunga di persukuannya. Kedua muda mudi itu jatuh cinta. Apa daya adat dan istiadat yang kuat meruntuhkan cinta suci mereka berdua. Zainuddin hanya seorang melarat tak berbangsa, sementara Hayati perempuan Minang keturunan bangsawan. Lamaran Zainuddin ditolak keluarga Hayati. Hayati dipaksa menikah dengan Aziz, laki-laki kaya berbangsa yang ingin menyuntingnya. Perkawinan harta dan kecantikan mematahkan cinta suci anak manusia. Zainuddin pun memutuskan untuk berjuang, pergi dari ranah minang dan merantau ke tanah Jawa demi bangkit melawan keterpurukan cintanya. Zainudin bekerja keras membuka lembaran baru hidupnya. Sampai akhirnya ia menjadi penulis terkenal dengan karya-karya mashyur dan diterima masyarakat seluruh Nusantara. Tetapi sebuah kenyataan kembali datang kepada diri seorang Zainuddin, di tengah gelimang harta dan kemashyurannya. Dalam sebuah pertunjukan opera, Zainuddin kembali bertemu Hayati, kali ini bersama Aziz, suaminya. Perkawinan harta dan kecantikan bertemu dengan cinta suci yang tak lekang waktu. Pada akhirnya kisah cinta Zainuddin dan Hayati menemui ujian terberatnya, dalam sebuah tragedi pelayaran kapal Van Der Wijck.

Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck diakui Sunil Soraya, sang sutradara, merupakan film termahal yang pernah diproduksi oleh Soraya Intercine Films. Film itu mahal karena setting cerita dalam film dibuat sebisa mungkin sama persis dengan novel berjudul serupa karya Haji Abdul Malik Karim Amarullah atau Hamka. Di mana setting cerita film dikisahkan tahun 1930-an. Termasuk bentuk kapal Van der Wijck yang berlayar dan tenggelam sekitar tahun 1930-an dibuat semirip mungkin. Pun dengan mobil yang berlalu lalang pun harus sama dengan yang beredar di sekitar tahun tersebut.

Film ini akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia mulai 19 Desember 2013.



No comments:

Post a Comment