Kondisi 70 Persen, Cetak 31 Poin untuk Kalahkan Stadium
Ebrahim Enguio Lopez benar-benar menjadi idola baru fans Aspac Jakarta. Kemarin (12/1) pemain naturalisasi asal Filipina tersebut tampil garang saat melawan Stadium Jakarta dalam lanjutan Speedy NBL Indonesia Seri II di Hall Basket Senayan, Jakarta. Dia membukukan 31 poin untuk mengantarkan Aspac menang tipis 68-64 atas Stadium
Biboy -panggilan akrab Ebrahim di Filipina- tampil heroik dengan 14 poin pada kuarter penutup. Aspac yang terus tertinggal selama 38 menit awal akhirnya bisa mengambil alih momentum dan unggul pada dua menit terakhir.
Memulai pertandingan dari bangku cadangan,guard kelahiran Alabang Muntinl, Filipina, itu mencatat statistik impresif dengan 31 poin plus 10rebound hanya dalam waktu 26 menit dan 28 detik. Hebatnya lagi, dia hanya mencatat satu turnoversepanjang penampilannya kemarin.
Layaknya pemain Filipina, performa Biboy sangat enak dilihat. Pemain berusia 25 tahun itu punya poweryang besar dan lentingan badan yang tinggi. Tubuhnya terlihat ringan hingga bisa melakukan alley-oopsecara atraktif. Dengan mudah dia menerima passing lambung Xaverius Prawiro dan Fandi Andika Ramadhani sambil melayang di udara.
"Kondisi saya sebetulnya baru 70 persen,'' ucap Biboy seusai pertandingan. "Pada akhir pertandingan kami butuh menang. Jadi, saya push sampai maksimal di akhir. Kaki saya sampai gemetaran,'' paparnya.
Lewat permainan impresif, Stadium agaknya akan menjadi sensasi baru di NBL Indonesia. Masuknya pelatih asal Filipina Frankie Lim membuat permainan Stadium berbeda. Ada semangat, ada fighting spirit, dan sikap pantang menyerah dalam tubuh semifinalis musim lalu tersebut.
Stadium terus memberikan tekanan hebat kepada Aspac dari awal sampai akhir. Namun, performa hebat Biboy pada akhirnya tidak mampu mereka bendung.
Tembakan dua angka mantan pemain Cobra Energy Drink (PBA D-League) Filipina itu membuat Aspac unggul satu angka (63-62) dua menit menjelang laga usai. Setelah itu, Aspac terus melaju tanpa bisa dihentikan lagi.
"Dia (Biboy) menjadi nilai plus penampilan kami. Namun, fisiknya belum menunjang untuk jadi starter. Dia jelas belum seratus persen,'' ucap Rastafari Horongbala, pelatih kepala Aspac.
"Soal penampilan kami yang menurun sejak seri I, sepertinya setelah juara pemain masih di awang-awang, belum mendarat. Tetapi, game ketat itu bagus. Jadi, semua tim nggak bisa dianggap enteng," imbuhnya.
Dari Stadium, Merio Ferdiansyah kembali menjadi momok dengan torehan 17 poin. Namun, Merio mengalami kram pada akhir kuarter empat. Akibatnya, kekuatan Stadium tereduksi.
"Sejak awal kami bisa mengontrol pertandingan. Namun, melawan Aspac yang merupakan juara bertahan, kami akhirnya kalah. Tim tersebut memang bagus, kredit untuk staf pelatih. Mereka layak unggul,'' kata Frankie Lim.
Coach Lim menegaskan, timnya butuh kerja sangat keras untuk menjalani musim ini. Meski baru bergabung bulan lalu, mantan pelatih San Beda Lions, tim basket San Beda College, itu yakin Stadium akan melesat.
Story Provided by NBL Indonesia
Biboy -panggilan akrab Ebrahim di Filipina- tampil heroik dengan 14 poin pada kuarter penutup. Aspac yang terus tertinggal selama 38 menit awal akhirnya bisa mengambil alih momentum dan unggul pada dua menit terakhir.
Memulai pertandingan dari bangku cadangan,guard kelahiran Alabang Muntinl, Filipina, itu mencatat statistik impresif dengan 31 poin plus 10rebound hanya dalam waktu 26 menit dan 28 detik. Hebatnya lagi, dia hanya mencatat satu turnoversepanjang penampilannya kemarin.
Layaknya pemain Filipina, performa Biboy sangat enak dilihat. Pemain berusia 25 tahun itu punya poweryang besar dan lentingan badan yang tinggi. Tubuhnya terlihat ringan hingga bisa melakukan alley-oopsecara atraktif. Dengan mudah dia menerima passing lambung Xaverius Prawiro dan Fandi Andika Ramadhani sambil melayang di udara.
"Kondisi saya sebetulnya baru 70 persen,'' ucap Biboy seusai pertandingan. "Pada akhir pertandingan kami butuh menang. Jadi, saya push sampai maksimal di akhir. Kaki saya sampai gemetaran,'' paparnya.
Lewat permainan impresif, Stadium agaknya akan menjadi sensasi baru di NBL Indonesia. Masuknya pelatih asal Filipina Frankie Lim membuat permainan Stadium berbeda. Ada semangat, ada fighting spirit, dan sikap pantang menyerah dalam tubuh semifinalis musim lalu tersebut.
Stadium terus memberikan tekanan hebat kepada Aspac dari awal sampai akhir. Namun, performa hebat Biboy pada akhirnya tidak mampu mereka bendung.
Tembakan dua angka mantan pemain Cobra Energy Drink (PBA D-League) Filipina itu membuat Aspac unggul satu angka (63-62) dua menit menjelang laga usai. Setelah itu, Aspac terus melaju tanpa bisa dihentikan lagi.
"Dia (Biboy) menjadi nilai plus penampilan kami. Namun, fisiknya belum menunjang untuk jadi starter. Dia jelas belum seratus persen,'' ucap Rastafari Horongbala, pelatih kepala Aspac.
"Soal penampilan kami yang menurun sejak seri I, sepertinya setelah juara pemain masih di awang-awang, belum mendarat. Tetapi, game ketat itu bagus. Jadi, semua tim nggak bisa dianggap enteng," imbuhnya.
Dari Stadium, Merio Ferdiansyah kembali menjadi momok dengan torehan 17 poin. Namun, Merio mengalami kram pada akhir kuarter empat. Akibatnya, kekuatan Stadium tereduksi.
"Sejak awal kami bisa mengontrol pertandingan. Namun, melawan Aspac yang merupakan juara bertahan, kami akhirnya kalah. Tim tersebut memang bagus, kredit untuk staf pelatih. Mereka layak unggul,'' kata Frankie Lim.
Coach Lim menegaskan, timnya butuh kerja sangat keras untuk menjalani musim ini. Meski baru bergabung bulan lalu, mantan pelatih San Beda Lions, tim basket San Beda College, itu yakin Stadium akan melesat.
Story Provided by NBL Indonesia